Jumat, 09 Maret 2018

Audit Sistem Informasi Berbasis Framework COBIT

Smartlearning memberikan program sertifikasi untuk kalangan individu maupun perusahaan yang berkeinginan untuk mencari atau melengkapi sertifikasi IT berskala international. Program sertifikasi ini terdiri dari training persiapan ujian sertifikasi dan ujian sertifikasi. Saat ini banyak bermunculan jenis usaha yang sama, hal ini tentunya memperketat persaingan, baik dari sisi kualitas materi training sampai kepada kualitas pelayanan terhadap konsumen. Untuk Memastikan kualitas dan layanan yang diberikan oleh Smartlearing dapat terarah dan selaras dengan tujuan bisnis perusahaan, untuk pemberian materi training dipilih Instruktur dari para profesional, praktisi dan akademisi yang memiliki sertifikasi industri dan yang memiliki pengalaman riil dalam mengembangkan project-project teknologi informasi sesuai dengan core competence masing-masing. Saat ini ada semacam kecenderungan yang meningkat (growing trend) terhadap pelaksanaan training dan juga terdapat peningkatan kebutuhan (growing demand) dari pelanggan Perusahaan training center tersebut.

Perumusan Masalah yang akan dianalisis dan diaudit pada bagian sumber daya manusia (SDM) di Smartlearning yaitu  Apakah proses bisnis perusahaan, khusus nya di SDM, telah mendukung tujuan bisnis perusahaan?  Apa saja masalah yang dihadapi perusahaan dalam mengimplementasikan sistem SDM yang sudah ada?
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Audit Sistem Informasi

Audit Teknologi informasi pada hakekatnya merupakan salah satu dari bentuk audit operasional, tetapi kini audit teknologi informasi sudah dikenal sebagai satu satuan jenis audit tersendiri yang tujuan utamanya lebih untuk meningkatkan tata kelola IT. Sebagai suatu audit operasional terhadap manajemen sumber daya informasi, yaitu efektivitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya unit fungsional sistem informasi pada suatu organisasi. Dengan diperkenalkan COBIT, kini tujuan audit bukan hanya terbatas pada konsep klasik saja, melainkan kini menjadi: efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, keterpaduan, ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/aturan dan keandalan sistem informasi. Dalam pelaksanaannya, jenis audit ini berkembang dalam beberapa variannya:  Pemeriksaaan operasional (operational audit) terhadap pengelolaan system informasinya, atau lebih tepatnya/tegasnya terhadap tatakelola teknologi informasi (IT governance),  General information review, audit terhadap sistem informasi secara umum pada suatu organisasi tertentu,  Audit terhadap aplikasi tertentu yang sedang dikembangkan (quality assurance pada tahap system development).

 COBIT Framework

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sebuah framework dan supporting toolset yang membantu manajer menjembatani jarak antara tujuan untuk keperluan pengendalian, permasalahan teknik (technical issue) dan resiko bisnis serta mengkomunikasikan level pengendalian kepada stakeholders (IT Governance Institute, 2005). COBIT menyediakan langkah-langkah praktis terbaik yang dapat diambil dan lebih difokuskan pada pengendalian (control), yang selanjutnya dijelaskan dalam tahap dan framework proses. Manfaat dari langkah-langkah praktis terbaik yang dapat diambil tersebut antara lain:  Membantu mengoptimalkan investasi teknologi informasi yang mungkin dapat dilakukan.  Menjamin pengiriman service.  Framework COBIT menggambarkan antara  business dan aplikasi yang ditunjukkan pada

Jumat, 02 Maret 2018

Area Fokus Dan Prinsip prinsip Tata Kelola TI


Berdasarkan Pengertian tata kelola teknologi informasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh dewan manejemen eksklusif dan juga manejemen TI untuk mengendalikan formulasi dan implementasi dari strategi TI dan carannya untuk myakini bisnis dan TI itu sendiri.

1. Keselarasan Strategi menggambarkan bahwa keselarasan strategi TI dengan strategi TI dengan strategi bisnis adalah sebuah proses untuk mencapai tujuan perusahaan, tetapi juga kemampuan untuk meningkatkan nilai bisnis yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

2.Penciptaan Nilai Manfaat tersebut hanya bisa dihasilkan bila TI (Teknologi Informasi ) diimplementasikan bersama-sama dengan peningkatan dalam bisnis, bisnis proses, kompetensi dan prinsip kerja tiap individu dalam perusahaan, serta perubahan-perubahan yang dilakukan didalam perusahaan itu sendiri. Prinsip - prinsip dasar IT value adalah tepat waktu, sesuai anggaran dan dengan manfaat yang dimaksudkan. Oleh karenanya proses TI harus dirancang, digunakan dan dioperasikan dengan cara yang efisien dan efektif yang memenuhi tujuan dan harapan perusahaan yang ditentukan oleh business value driver yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

3.Pengelolaan sumber daya TI harus dilakukan secara tepat untuk kebutuhan bisnis. Sumber daya TI tersebut meliputi : perangkat lunak, perangkat keras, infrastruktur IT, peningkatan kualitas SDM dalam bidang TI dan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan dalam bidang teknologi.

4.Manajemen Risiko Segala kemungkinan resiko harus dapat diidentifikasikan sehingga dapat dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak dari terjadinya resiko tersebut. Untuk melaksanakan pengelolaan terhadap risiko, dibutuhkan kesadaran anggota organisasi dalam memahami adanya risiko, kebutuhan organisasi, dan risiko-risiko signifikan yang dapat terjadi, serta menanamkan tanggung jawab dalam mengelola risiko yang ada di organisasi.

5.Pengukuran kinerja akan menjadi tolok ukur keberhasilan penerapan tata kelola teknologi informasi. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah hasil kinerja terhadap domain tata kelola TI sudah sesuai dengan tujuan masing-masing. 

Minggu, 18 Februari 2018

Jumat, 29 September 2017

GIS Part2 (kelompok2)

Kebutuhan Informasi Spasial (SIG)

•Peneliti Ilmu Kebumian
–Mempelajari fenomena alam (seperti: gunung meletus dan kebakaran hutan)
•Pemerintah Daerah
–Perencanaan tata ruang wilayah (perkotaan dan pedesaan)
•Ahli teknik
–Perencanaan pembangunan (seperti pembangunan dan lintasan jalan serta letak gedung)
•Ahli Lingkungan
–Pengamatan kualitas lingkungan (seperti air dan udara)
•Sopir
–Bantuan navigasi / perjalanan (lintasan terpendek untuk menghindari macet, demo, tawuran, banjir, kecelakaan)
•Distributor
–Monitoring stock dan distribusi (kebutuhan stock dan sumber komoditi serta lokasi konsumen)





5 Komponen GIS
 
 1. Perangkat Keras (H/W)
Komputer mencakup:
      –Komputer tunggal,
      –Komputer sistem jaringan dengan server (LAN & MAN)
      –Komputer dengan jaringan Global Internet (WAN)
  •Perangkat Keras Pendukung Sistem GIS, meliputi:
      –Peralatan untuk Pemasukan Data (Input)
      –Peralatan untuk Pemprosesan Data (Process)
      –Peralatan untuk Penyajian Hasil (Output)
      –Peralatan untuk Penyimpanan (Storage)


2. Perangkat Lunak (S/W)
   Perangkat lunak yang mempunyai fungsi: pemasukan data, manipulasi data, Penyimpanan data, Analisis Data, dan Penayangan Informasi Geografi
•Beberapa Persyaratan yang harus dipenuhi dari Software SIG:
   –Merupakan DataBase Management System (DBMS)
   –Memiliki fasilitas Pemasukan dan Manipulasi Data Geografi
   –Memiliki fasilitas untuk Query, Analisis, dan Visualisasi
 –Memiliki kemampuan Graphical User Interface (GUI) yang dapat menyajikan hasil (Penayangan dan Printout) informasi berbasis geografi dan memudahkan untuk akses terhadap seluruh fasilitas yang ada.

3. Data
    Data merupakan komponen yang sangat penting dalam Sistem Informasi Geografis.

4. Sumber Daya Manusia (Manajemen)
•Teknologi SIG menjadi sangat terbatas kemampuannya jika tidak ada Sumber Daya Manusia (SDM / para pakar) yang mengelola sistem dan mengembangkan sistem untuk aplikasi yang sesuai.
•SDM Pengguna Sistem dan SDM Pembuat Sistem harus saling bekerjasama untuk mengembangkan teknologi SIG. 

5. Metode (Methods)
•Model dan Teknik Pemrosesan yang perlu dibuat untuk berbagai aplikasi SIG.

 

 

 

 

SubSistem SIG

 Metode Input

1. Manual Digitizing (vector)
2. Scanning (raster)
3. Remote Sensing (raster)
4. Existing Digital Data (vector and/or raster)
        1.Digital Base Maps (vector)
        2.Databases  


•Sumber masukan data
–Peta (bentuk non-digital dan rata2 berbasis vektor)
–Data survei atau statistik
–Data inderaja (Penginderaan Jarak Jauh / Remote Sensing) hasil klasifikasi dan interpretasi (bentuk digital dan berbasis raster, cakupan luas, waktu pengumpulan relatif singkat, bisa multiband, multisensor, multiresolusi, dan multitemporal).


•Global Positioning Systems (GPS)
–Sistem satelit orbit-bumi yang dapat memberikan posisi lokasi pada permukaan bumi dengan tepat (100 meter hingga sub-cm) berdasarkan koordinat lintang (latitude) / bujur (longitude).
–Sistem yang terdiri dari 24 satelit (21 satelit aktif & 3 satelit cadangan) yang mengorbit di bumi yang memancarkan sinyal waktu yang sangat presisi.
–Sinyal-sinyal diterima oleh peralatan elektronik khusus yang biasa disebut GPS receiver.
–Dapat memberikan pengukuran posisi di permukaan bumi secara langsung.


•Remote Sensing (RS)
–Menggunakan satelit atau pesawat untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi.
–Berupa foto digital dengan akurasi peta.
–Satelit2 yang ada berbeda, berdasar seberapa detail informasi bisa didapat, dan spektrum elektromagnetik yang di-’rasakan’.
–Sinyal2 dari satelit dipancarkan ke Stasiun Penerima Bumi
à kemudian sinyal2 tersebut ditransformasikan menjadi suatu gambar digital. 



Contoh Data Input 

Data Output 

•Menampilkan /menghasilkan keluaran seluruh /sebagian basisdata baik dlm bentuk softcopy (on-screen or electronic file) atau hardcopy (paper or film).
•Perlu untuk mengkaji kualitas, akurasi, dan kemudahan dlm penggunaannya utk menghasilkan output yg diinginkan.
•Umumnya sistem berbasiskan vektor yg dpt menghasilkan peta berkualitas lebih tinggi dari pada sistem berbasiskan raster.
•Data Output Devices:
–Pen Plotters, Ink Jet Plotters, Thermal Plotters
–B/W & Color Printers
–Electrostatic Plotters
–Optical Film Writers

 

 

 

 

Proses SIG

 

Pendekatan secara Geografis

•Berdasarkan pendekatan dan lokasi geografis, GIS membuat hubungan diantara beberapa aktifitas/kasus:
–Melihat data secara geografis sering dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam serta gambaran yang lebih jelas
–Menghubungkan antara beberapa aktifitas/kasus sering tidak dapat dilakukan tanpa GIS, padahal hal tersebut sangat penting untuk dilakukan
–Misal: kita bisa menghubungkan antara sumber polusi dengan wabah penyakit

 

Beberapa Contoh Penggunaan GIS

•Jaringan jalur transportasi (jalan):
–Pengalamatan, rute kendaraan, penjadwalan kendaraan, analisa lokasi, dll.
•Manajemen fasilitas:
–Penempatan pipa dan kabel bawah tanah, load- balancing jaringan listrik, perencanaan perawatan fasilitas, dll.
•Pengelolaan/pembagian area:
–Pembuatan zona2 (RT,RW,dll), pengaturan kualitas air, rencana pembangunan.
•Berbasis pada Sumber Daya Alam:
–Pengelolaan hutan, perencanaan tempat rekreasi, pengaturan lahan pertanian, pemodelan air tanah, dll


Area Penggunaan GIS

•Utilities
•Marketing
•Transportation
•Urban / Cadastre
•Health provision
•Epidemiology
•Demography
•Emergency response
•Social sciences and humanities
•Natural Resources Management
•Ecology
•Climatology
•Global change research
•Oceanography
•Famine early warning
•Navigation
•Agriculture 



GIS Part 1

     Pada awalnya beberapa pengguna (peminat) membuat dan membutuhkan peta, meliputi: bidang militer, urusan pertanahan, dinas suvei dan pemetaan (topografi), geodesi/geomatika, hidrografi, kartografi, pengelola sumber daya alam dan perencanaan & teknik sipil.
     Saat ini, hampir semua komunitas bisnis ingin menampilkan semua entity keseluruhan yg terkait bisnisnya diatas peta.
–Informasi: progres kerja, konteks, lingkungan, entitas eksternal, kompetitor, rekanan.
–Maupun untuk: DSS, strategi promosi, distribusi, ekspansi, dsb.
Yang disebut dengan PETA, adalah:
– Representasi 2D dari suatu ruang 3D.
– Gambaran rupa bumi yang diproyeksikan pada medan datar.
– Gambaran suatu wilayah yang didalamnya memuat berbagai informasi tentang wilayah tersebut.
Sedangkan, ilmu yg mempelajari pembuatan peta disebut kartografi.

Bentuk Peta:
–Peta secara manual (kertas, kulit hewan)
–Teknologi komputer (computer mapping): sbg alternatif untuk menyajikan peta secara lebih tepat dan cepat. Karna mampu menampilkan gambar & grafik baik 2D dan 3D, serta kemampuan komputasi dalam menangani database.
Peta memuat data yg mengacu (me-reference) ke permukaan bumi, menurut:
(a) Posisi (lintang bujur), maupun
(b) Informasi (atribut) yg terkandung pada posisi tsb. 

Jenis - Jenis Peta 

•Peta Multiguna
– Menggambarkan topografi suatu daerah (kondisi fisik: gunung, danau, kota, dsb.) dan batas-batas administrasi suatu wilayah (kelurahan, kecamatan, propinsi, negara). 
•Peta Tematik
– Menampilkan distribusi keruangan dari kenampakan seperti vegetasi, tanah, geomorfologi, geologi dan sumber daya alam.
•Peta Sosial Ekonomi
– Peta kependudukan, desa tertinggal, peninggalan sejarah, dll.
     Dengan kebutuhan suatu peta yg memuat berbagai informasi atributnya berferensi georgafis, maka perlu adanya sistem informasi berbasis komputer yg handal dan cepat dalam pembuatan dan pengolahannya, sehingga dibangunlah SIG (Sistem Informasi Geografis).


 SIM Vs SIG

•Sistem Informasi Manajemen (SIM): sistem informasi yg digunakan utk menyajikan informasi dlm mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dlm suatu organisasi.
•Sistem Informasi Geografis (SIG): sistem berbasis komputer yg digunakan utk menyimpan dan memanipulasi informasi geografis.
•SIG menggunakan data yg berferensi geografis (data dikaitkan dgn letak geografis/koordinat spasial permukaan bumi) untuk mendukung analisa spasial.

 

Beberapa definisi GIS

• GIS merupakan Suatu rangkaian tool yang powerful untuk mengumpulkan, menyimpan, mendapatkan kembali, mentransformasikan dan menampilkan data spasial dari dunia nyata untuk kepentingan tertentu, Burrough and McDonnell 1998.
• GIS merupakan sistem informasi yg digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial, utk mendukung pengambilan keputusan dlm perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. (Murai dalam Prayitno, 2000).

 

Informasi Geografis / Geospatial

•Menyangkut lingkungan, wilayah dan isinya, tidak hanya menyangkut potensi dan distribusi sumber dayanya, tetapi juga menyangkut keruangan dan ekologi dalam konteks suatu wilayah, baik bagian darat, laut maupun lingkungan kehidupan.(ekologi: ilmu yg mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya).
•Merupakan representasi fakta-fakta dari kondisi fisik maupun sosial ekonomi yang ada
di permukaan bumi. Fakta-fakta tsb merupakan hasil dari penelitian dan pengamatan.




Karakteristik SIG

•Merupakan hasil pengembangan perangkat keras (hardware) dan lunak (software) untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.
•Melibatkan para ahli / pakar geografi, informatika dan komputer, serta para ahli dan aplikasi terkait.
•Masalah dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan standar data, struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika, pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya.
•Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan dengan letak geografis (posisi/koordinat), dan terdiri dari data tekstual maupun grafik.
•Bukan hanya sekedar pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk peta digital untuk kemudian disajikan (dicetak / diperbanyak) kembali.
•Tetapi mampu mengumpulkan, menyimpan, mentrans- formasikan, menampilkan, memanipulasi, memadukan dan menganalisis (manage) data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah.
•Mampu menyimpan data dasar yang dibutuhkan untuk penyelesaian suatu masalah (problem solving) atau untuk memudahkan bagi para pengambil keputusan (decision support system). Contoh: penyelesaian masalah perubahan iklim memerlukan informasi dasar seperti curah hujan, suhu, angin, kondisi awan.
•Data dasar biasanya dikumpulkan secara berkala dalam jangka yang cukup panjang. (dijitasi peta, informasi atribut).

5 Cara Memperoleh Data/Informasi Geografis

1.Survei lapangan:
– Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan data non-fisik (data sosial, politik, ekonomi dan budaya).
2.Sensus:
– Dilakukan dgn pendekatan kuesioner, wawancara dan pengamatan; pengumpulan data secara nasional dan periodik (sensus jumlah penduduk, sensus kepemilikan tanah).
3.Statistik:
– Merupakan metode pengumpulan data periodik/per-interval-waktu pd stasiun pengamatan dan analisis data geografi tersebut.
– Contoh: data curah hujan.
4.Tracking:
– Merupakan cara pengumpulan data menurut periode tertentu utk tujuan pemantauan atau pengamatan perubahan.
– Contoh: kebakaran hutan, gunung meletus, debit air sungai.
5.Penginderaan jarak jauh (inderaja atau Remote Sensing):
– Merupakan ilmu dan seni utk mendapatkan informasi suatu obyek, wilayah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dari sensor pengamat tanpa harus kontak langsung dgn obyek, wilayah atau fenomena yg diamati.

3 Aspek Penting dari Mutu Informasi Spasial (SIG)

1.Kuantitas luas areal tingkatan wilayah yg diperlukan (cakupan: seluruh area atau hanya bagian area tertentu saja).
2.Kualitas dan tingkat kepercayaan data yg dikumpulkan (metode pengumpulan, ketelitian, update terakhir, referensi, dll).
3.Kecepatan dan ketepatan perolehan informasi yg dibutuhkan (tingkat kepuasan pemakai).

3 Pendekatan Analisis SIG

1.Spatial Analysis (analisis keruangan):
–Faktor-faktor dan pola penyebaran serta pengendalian pola untuk tujuan efisiensi dan keseimbangan.
2.Ecological Analysis (analisis ekologis):
–Interpretasi hubungan atau interaksi antara manusia dan variabel lingkungan.
3.Regional Complex Analysis (analisis komplek wilayah):

–Kombinasi dari pendekatan analisis diatas.

Kamis, 14 April 2016